Kamis, 03 Maret 2016

Kamu Tidak Perlu Menunggu Lama Untuk Hamil Bila Paham 3 Hal Ini

Kamu Tidak Perlu Menunggu Lama Untuk Hamil Bila Paham 3 Hal Ini

Bagi pasangan muda yang mendambakan kehadiran bayi mungil, belum hamil pada setahun pertama pernikahan mungkin terasa begitu lama dan mengkhawatirkan. Namun, jangan cemas karena ternyata banyak pasangan yang membutuhkan waktu dua tahun untuk bisa punya momongan.
Sekitar 50 persen pasangan yang belum punya momongan dalam setahun, bisa hamil pada tahun berikutnya bila terus berusaha. Usaha itu tentunya perlu didukung oleh persiapan dan perencanaan yang matang.
Kamu Tidak Perlu Menunggu Lama Untuk Hamil Bila Paham 3 Hal Ini - Alodokter
Untuk membantu merencanakan kehamilan, kamu perlu memahami 3 hal berikut.
  • Kapan waktu yang tepat dan seberapa sering seharusnya berhubungan seksual?
Kamu dianjurkan untuk sering berhubungan seksual ketika masa subur yang berlangsung sekitar 5-6 hari. Masa subur artinya indung telur melepaskan sel telur yang siap dibuahi. Periode ini biasanya terjadi 10-16 hari sebelum hari pertama menstruasimu bila kamu mempunyai siklus haid 28 hari. Siklus haid adalah rentang jumlah hari dari hari pertama haid hingga hari pertama haid bulan berikutnya.
Sayangnya, sebagian perempuan memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur. Dalam hal ini, perkiraan masa subur bisa didapatkan dengan mencatat siklus haid kira-kira dalam 6 bulan, lalu menghitungnya dengan suatu rumus. Namun, meski siklus menstruasimu teratur sekalipun, tetap tidak bisa dijadikan patokan dalam menentukan kapan masa subur seorang wanita.
Kamu juga bisa tahu kapan sedang subur dengan menggunakan alat pengecek kesuburan yang bisa dibeli di apotek atau dengan memerhatikan gejala fisik tertentu, seperti:
  • Meningkatnya jumlah cairan yang keluar dari vagina. Ketika sedang subur, cairan tersebut berubah warnanya menjadi putih maupun agak krem atau berwarna bening agak keruh, serta teksturnya licin dan elastis.
  • Rasa nyeri ringan di area perut.
  • Hasrat seksual meningkat.
  • Kembung.
  • Payudara terasa kencang.
  • Suhu tubuh sedikit meningkat.
Jangan melewatkan kesempatan untuk bercinta saat masa suburmu telah tiba. Namun, karena masa subur yang sulit dipastikan, kamu bisa menyiasatinya dengan berhubungan intim sesering mungkin, paling tidak tiap dua atau tiga hari sekali. Dengan begini, kemungkinannya bisa lebih besar karena kapan pun kamu subur atau ovulasi, sudah ada sperma yang siap membuahi sel telurmu. Ingatlah, bahwa bercinta seminggu sekali terlalu jarang. Sedangkan bercinta tiap hari juga terlalu sering dan bisa menurunkan kualitas sperma. Tapi, bila suamimu termasuk yang memiliki jumlah sperma normal, bercinta tiap hari justru meningkatkan kesempatanmu untuk hamil.
  • Apakah masalahnya adalah kesuburan?
Bila belum juga punya momongan, jangan saling menyalahkan dan menuduh siapa yang sebenarnya tidak subur. Sekitar 4 dari 10 pasangan yang tidak subur memiliki masalah pada kedua belah pihak. Masalah yang terjadi umumnya adalah kegagalan indung telur dalam melepaskan sel telur dan adanya gangguan sperma.
Masalah kesuburan bisa mencakup gangguan hormonal, misalnya sindrom polikistik ovarium dan masalah pada kelenjar di bawah otak (pituitary) maupun kelenjar tiroid. Masalah lainnya adalah gangguan pada sistem reproduksi, seperti tersumbatnya tuba falopi pada wanita, endometriosis atau rendahnya sperma laki-laki, maupun infeksi. Masalah fisik juga bisa berdampak kepada kesuburan, antara lain anorexia, obesitas, atau kelebihan olahraga.
Bilamana sudah setahun berusaha dengan melakukan hubungan seksual rutin, tapi belum juga hamil, ada baiknya kedua pasangan secara bersama-sama melakukan konsultasi dan pemeriksaan kesuburan ke dokter ginekolog.
  • Berapa lama rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk hamil?
Hal ini bergantung kepada banyak hal, salah satunya adalah faktor usia. Bila usiamu berada di di kisaran 30 tahun, maka kesempatanmu untuk bisa hamil telah berkurang dan akan terus berkurang seiring pertambahan usia, bahkan menurun drastis saat usia 40 tahun.
Selain itu, faktor kondisi kesehatan secara umum dan kesehatan reproduksi juga berpengaruh terhadap kesempatan untuk hamil. Ada baiknya kamu melakukan medical check-up yang bertujuan mengetahui kondisi kesehatan organ reproduksimu. Terlepas dari itu, sebenarnya tidak ada patokan baku mengenai berapa lama waktu yang diperlukan untuk bisa hamil karena tiap perempuan memiliki kondisi yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, bila kamu berusia di bawah 35 tahun dan belum punya momongan selama setahun meski telah berusaha, ada baiknya kamu berkonsultasi kepada dokter kandungan. Dokter dapat membantu mencari tahu apakah kesempatanmu bisa ditingkatkan. Namun, bila kamu berusia di atas 35 tahun, dianjurkan untuk segera berkonsultasi kepada dokter sedini mungkin guna membantu merencanakan kehamilan.
Jagalah kesehatanmu dan pasangan dengan menerapkan pola makan sehat dan seimbang, rutin berolahraga, serta menghindari merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan. Peluang untuk hamil bisa lebih tinggi bila kamu dan pasangan dalam kondisi kesehatan yang baik dan prima.

3 Cara Meredam Tanda-tanda Menstruasi Segera Tiba!

Nih, 3 Cara Meredam Tanda-tanda Menstruasi Segera Tiba!

Tanda-tanda menstruasi mulai datang kerap disebut sebagai sindrom pramenstruasi atau premenstruation syndrome (PMS). Tanda-tanda yang biasa hadir sebelum masa bulanan wanita ini adalah sakit kepala, kram perut, dan perubahan suasana hati.
Tanda-tanda ini biasa muncul pada 5-10 hari sebelum hari pertama menstruasi tiap bulan. Adanya gejala yang melanda fisik dan mental ini diperkirakan karena adanya perubahan hormon selama masa menstruasi, yaitu hormon estrogen dan progesteron. Selain sakit kepala dan kram perut, Anda mungkin dapat mengalami kelelahan, tumbuh jerawat, perut kembung, serta nyeri otot. Anda juga bisa merasa mudah tersinggung, cemas, atau sedih tanpa alasan yang jelas. Bahkan, dapat terjadi depresi. Jangan khawatir, gejala akan hilang begitu menstruasi tiba atau selesai.
tanda-tanda menstruasi - alodokter
Tanda-tanda menstruasi pada tiap wanita akan berbeda-beda dan bisa turut dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti riwayat keluarga yang mengalami PMS serta adanya riwayat keluarga yang mengalami depresi. Anda juga lebih berisiko mengalami PMS apabila memiliki riwayat gangguan mood seperti bipolar atau depresi postpartum (depresi yang melanda setelah melahirkan).
Meskipun terkadang perubahan suasana hati dan gejala lain yang merupakan tanda-tanda menstruasi tampak sulit dikendalikan, setidaknya Anda dapat berusaha meredamnya dengan cara-cara seperti berikut ini.
Perhatikan pola makan
Pola makan yang benar pada saat menjelang menstruasi dapat membantu meredakan suasana hati yang meledak-ledak. Makanlah lebih sedikit, tetapi jadikan sering. Hindari makan besar dua atau tiga kali sehari karena akan dampaknya lebih mudah meningkatkan gula darah. Melonjaknya kadar gula darah justru berkemungkinan memberi dampak buruk terhadap suasana hati. Sebaliknya, gula darah yang stabil membantu meringankan gejala-gejala tersebut.
Minuman bersoda dan makanan manis, seperti permen, juga berakibat kepada terjadinya fluktuasi gula darah. Oleh karena itu, hindari mengonsumsi makanan dan minuman semacam ini.
Sebaliknya, Anda disarankan meningkatkan asupan kalsium. Sebenarnya,alasan utama mengenai bagaimana kalsium dapat mengurangi gejala PMS masih belum diketahui secara pasti. Namun, sebuah penelitian telah membuktikan bahwa asupan 500 mg kalsium sebanyak dua kali sehari, dapat mengurangi depresi dan kelelahan dibandingkan wanita yang tidak mengonsumsi kalsium sebanyak dosis tersebut.
Dua minggu menjelang menstruasi, Anda juga disarankan untuk mengurangi asupan makanan atau minuman yang mengandung kafein. Efek kafein dapat meningkatkan denyut jantung sehingga berisiko meningkatkan gejala PMS, seperti rasa cemas, gelisah, serta insomnia.
Mengubah pola hidup
Ketika tanda-tanda menstruasi mulai datang, seperti suasana hati yang tidak menentu, Anda disarankan untuk berusaha menghindari penyebab-penyebab yang dapat menjadikannya lebih parah. Hindari segala sesuatu yang berpotensi membuat Anda kesal atau stres. Ada baiknya bagi Anda untuk memahami hal-hal yang membuat suasana hati berubah drastis selama PMS agar lebih mudah menghindarinya. Jika Anda tidak bisa mencegah suasana hati yang buruk, setidaknya Anda tetap bisa mengontrolnya.
Ide lain yang dapat Anda lakukan adalah berolahraga. Selama berolahraga, otak melepas zat kimia bernama endorfin secara alami. Sebuah penelitian telah memberi bukti bahwa endorfin dapat membantu menenangkan suasana hati. Zat ini juga efektif dalam menangkal perubahan hormon yang disinyalir memicu perubahan suasana hati.
Perut kembung dan kram yang dikaitkan dengan PMS dapat diredakan apabila Anda rutin berolahraga. Ketika berolahraga, proses pencernaan makanan menjadi lebih cepat. Hal inilah yang membuat perut menjadi terasa lebih nyaman.Awali rutinitas olahraga dengan memilih aktivitas yang sederhana, seperti berjalan kaki, berlari, bersepeda, atau berenang, setidaknya 150 menit dalam seminggu.
Latihan yoga juga bisa menjadi pertimbangan yang menarik. Dengan melatih fisik, mental, dan pikiran melalui gerakan-gerakan yoga, Anda dapat menjadi lebih tenang dan merasa lebih nyaman.
Cobalah melakukan hal-hal yang dapat membuat perasaan Anda senang, sebelum dan selama menstruasi. Namun, tetaplah hindari melakukan terlalu banyak kegiatan agar gejala PMS tidak meningkat. Jangan lupa, jalani hidup dengan seimbang.
Pertimbangkan penggunaan obat-obatan
Pada saat tanda-tanda menstruasi mulai datang, Anda dapat juga bisa mempertimbangkan untuk menggunakan obat. Anda perlu memahami bahwa biasanya wanita yang mengalami perubahan suasana hati akibat PMS adalah karena bagian-bagian tubuh tertentu mengalami sakit. Sakit kepala dan sakit punggung adalah dua di antaranya. Jika Anda mengalaminya, pertimbangkan untuk mengonsumsi parasetamol atau ibuprofen. Cara kerjanya yang mengurangi fungsi penerima rasa sakit di otak akan membantu meredakan nyeri saat PMS. Perhatikan dosis yang tertera pada kemasannya. Jika tidak ada aturan pakainya, tanyakan langsung kepada apoteker di tempat Anda membeli obat ini.
Perlu Anda ketahui, selain mencegah terjadinya kehamilan, pil kontrasepsi juga dapat membuat hormon di dalam tubuh menjadi lebih stabil. Pil ini mengandung estrogen atau drospirenone yang memungkinkannya berfungsi menyerupai efek parasetamol atau ibuprofen. Dokter dapat memberikan obat ini bagi Anda yang  menginginkan kontrasepsi sekaligus mengurangi gejala PMS.
Cobalah untuk mengenali tanda-tanda menstruasi mulai datang atau PMS pada diri sendiri. Dengan begitu, Anda dapat lebih mudah dalam menghadapi dan mengatasinya. Mungkin saja ada sebagian gejala yang dapat dicegah sehingga menjadikan Anda lebih nyaman meski saat siklus tersebut tengah hadir.

MANAJEMEN STRATEGI “PERTANGGUNG JAWABAN SOSIAL KORPORAT DAN ETIKA BISNIS”




MANAJEMEN STRATEGI
PERTANGGUNG JAWABAN SOSIAL KORPORAT DAN ETIKA BISNIS



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIVCVtecfm9YbImCvKjBjXJHa7UTo8pVlh2ttpGq4Mg7-Dz9_MVCCIckriq2X4rG3tsdG2LVzTccsiokI9CKRj6Se72TYr1eiqvgYLiz9dCHHu548SfTCTfwoPM2buPbc8dvjvt_VqhmI/s1600/kampus+trans+umi2.png
 










Oleh   :




PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
2016

BAB IV.
PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL KORPORAT DAN ETIKA BISNIS

Etika Bisnis
Adalah Suatu rangkaian prinsip yang harus diikuti apabila menjalankan bisnis.
Tanggung Jawab Sosial
Suatu pengakuan dari perusahaan bahwa keputusan bisnis dapat mempengaruhi masyarakat (komunitas dan lingkungannya) dan secara luas meliputi  tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan, karyawan dan Kreditur .
1.       Tanggung Jawab kepada Pelanggan
Tanggung Jawab kepada Pelanggan jauh lebih luas dari pada hanya menyediakan barang atau jasa. Perusahaan mempunyai tanggung jawab ketika memproduksi dan menjual produk. Dalam praktek tanggung jawab ydm meliputi :
a.      Tanggung Jawab Produksi
b.      Tanggung Jawab Penjualan 

 Hal-hal penting yang harus diperhatikan:
Memahami arti penting pendekatan stakeholder pada pertanggungjawaban sosial.
Menjelaskan kisaran pertanggungjawaban sosial dan efek bermacam-macam opsi terhdap laba perusahaan.
Menguraikan sebuah audit sosial dan menjelaskan arti pentingnya.
Mendiskusikan efek Sarbanes-Oxley Act 2002 terhadap perilaku etika bisnis.
Membandingkan keuntungan-keuntungan berbagai pendekatan sosial kolaboratif dengan pendekatan-pendekatan alternatif pada CSR.
Menjelaskan lima prinsip inisiatif sosial kolaboratif.
Membandingkan nilai-nilai kebaikan pendekatan-pendekatan berbeda pada etika bisnis.
Menjelaskan relevansi etika bisnis pada praktek manajemen strategis.
2.      Tanggung Jawab kepada Karyawan
a.             Rasa Aman para Karyawan
b.            Perlakuan layak oleh karyawan lain
c.             Kesempatan yang sama

3.      TANGGUNG JAWAB KEPADA KREDITOR
4.      TANGGUNG JAWAB PADA LINGKUNGAN

Tipe-tipe Pertanggungjawaban
a.       Pertanggungjawaban  social
b.      Pertanggungjawaban hokum
c.       Pertanggungjawaban etika
d.      Pertanggungjawaban diskresional

Tujuan setiap perusahaan → memelihara kelangsungan hidup melalui laba jangka panjang, tetapi sampai semua biaya dan manfaat dicapai, laba bisa jadi tidak diklaim. Pada kasus pertanggungjawaban sosial korporat, biaya-biaya  dan manfaat-manfaat adalah ekonomis dan sosial.
Audit Sosial
Audit Sosial → untuk mengukur kinerja sosial aktual sebuah perusahaan terhadap sasaran-sasaran sosial yang telah ditetapkan olehnya sendiri. Sebuah audit sosial bisa dilaksanakan oleh perusahaan itu sendiri, tetapi audit sosial yang dilaksanakan oleh seorang konsultan luar yang akan mengenakan bias-bias  minimal terbukti bisa lebih menguntungkan bagi perusahaan. Menyangkut sebuah audit sosial  seorang auditor luar membawa kredibilitas kepada evaluasinya.

Etika Manajemen
mengacu pada prinsip-prinsip moral yang mencerminkan keyakinan-keyakinan masyarakat tentang tindakan-tindakan seseorang individu atau sebuah kelompok yang adalah benar dan salah.
Pendekatan-pendekatan pada persoalan etika
Ada tiga pendekatan etika mendasar yg perlu dipertimbangkan oleh para eksekutif:
a.       Pendekatan utiliter
b.      Pendekatan hak-hak moral
c.       Pendekatan keadilan sosial


Rabu, 02 Maret 2016

Makalah Cost Of Capital, Capital and Capital Struktur, Working Capital & Risk Investemen




Makalah Cost Of Capital, Capital and Capital Struktur, Working Capital & Risk Investemen

 




BAB I
PENDAHULUAN


1.      Latar Belakang

Ada tiga hal yang menjadikan biaya modal sebagai materi pembahasan yang peting$Pertama, keputusan penganggaran modal berakibat besar pada perusahaan sedangkan penganggaran yang tepat memerlukan prkiraan biaya modal$ &edua, struktur keuanganmempengaruhi tingkat resiko dan besarnya arus pendapatan$ Pengetahuan tentang biayamodal dan bagaimana biaya ini diperngaruhi oleh le6erage keuangan, akan berunadalam pengambilan keputusan dibidang strultur modal$ &etiga, sejumlah keputusanseperti leasing, pendanaan kembali, obligasi dan kebijaksanaan modal kerja, semuanyamemerlukan perkiraan biaya modal.
Selain itu biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis in6estasi karenadapat menunjukkan tingkat minimum laba in6estasi yang harus diperoleh dari in6estasitersebut$ )ika in6estasi itu tidak dapat menghasilkan laba in6estasi sekurang-kurangnyasebesar biaya yang ditanggung maka in6estasi itu tidak perlu dilakukan$ /ebihmudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan suatu in6estasi$ 7apat pula diartikan bah#a biaya modal suatu perusahaanadalah bagian (suku rate" yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan pada para in6estornya pada tingkat risiko tertentu.
Struktur modal berkaitan dengan jumlah hutang dan modal sendiri yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Struktur modal yang efektif mampu menciptakan perusahaan dengan keuangan yang kuat dan stabil. Bersamaan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat di bidang pasar modal dan tersedianya dana dari para calon investor yang berminat menginvestasikan modalnya, struktur modal telah menjadi salah satu faktor pertimbangan yang cukup penting. Hal ini terkait dengan resiko dan pendapatan yang akan diterima. Dalam melihat struktur modal perusahaan, investor tidak dapat dipisahkan dari informasi perusahaan berupa laporan keuangan yang dikeluarkan setiap tahunnya. Para investor akan melakukan berbagai analisis terkait dengan keputusan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan melalui informasi yang salah satunya berasal dari laporan keuangan perusahaan. 
Manajemen kauangan merupakan keseluruhan aktivitas perusahaan yang brsangkutan dangan usaha mendapatkan dana yang dierlukan dengan biaya minimal dan syarat-syarat yang paing menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.
Modal kerja merupakan salah satu input penting yang digunakan untuk menghitung nilai tambah ekonomi suatu perusahaan dan devisi.
Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan, yaitu tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk) keputusan keuangan tersebut. Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan diperoleh di masa mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan yang diharapkan. Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rata-rata dari tingkat pengembalian yang diharapkan yang dapat diukur dari standar deviasi dengan menggunakan statistika.
Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan memberikan imbalan yang lebih besar, yang dalam keuangan dikenal dengan istilah “High Risk High Return”. Ada trade off antara risk dan return, sehingga dalam pemilihan berbagai alternatif keputusan keuangan yang mempunyai risiko dan tingkat pengembalian yang berbeda-beda, pengambilan keputusan keuangan perlu memperhtungkan risiko relatif keputusannya. Untuk mengukur risiko relatif digunakan koefisien variasi, yang menggambarkan risiko per unit imbalan yang diharapkan yang ditunjukkan oleh besarnya standar deviasi dibagi tingkat pengenbalian yang diharapkan.
Risiko keuangan terjadi karena adanya penggunaan hutang dalam struktur keuangan perusahaan, yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung beban tetap secara periodik berupa beban bunga. Hal ini akan mengurangi kepastian besarnya imbalan bagi pemegang saham, karena perusahaan harus membayar bunga sebelum memutuskan pembagian laba bagi pemegang saham. Dengan demikian, risiko keuangan menyebabkan variabilitas laba bersih (net income) lebih besar.
Jika manajemen perusahaan dapat memanfaatkan dana yang berasal dari hutang untuk memperoleh laba operasi yang lebih besar dari beban bunga, maka penggunaan hutang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dan akan meningkatkan return bagi pemegang saham. Sebaliknya, jika manajemen tidak dapat memanfaatkan dana secara baik, perusahaan mengalami kerugian.




















BAB II
PEMBAHASAN


A.              Biaya Modal (Cost Of Capital)
1.      Pengertian dan Fungsi Biaya Modal
Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanani suatu investasi atau operasi perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap jenis modal. Namun apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (Weightedf average cost of capital/WACC) dari seluruh modal yang digunakan.
Konsep Biaya Modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan yang disyaratkan sebenarnya  dapat dilihat dari dua pihak yaitu sisi investor dan perusahaan. Dari sisi investor, tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana (modal), besarnya required rate of return merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Biaya modal bisanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu  dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.
2.      Komponen Biaya Modal
Komponen biaya modal terdiri dari :
l  Debt (Hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang)
l  Preferred (Saham Preferen)
l  Common Equity (Saham Biasa dan Laba ditahan)
             
            Biaya Modal  Individual
                                I.            Biaya Modal Hutang Jangka Pendek
Biaya modal hutang jangka pendek merupakan hutang yang jangka waktu pengembaliannya kurang dari satu tahun, biasanya terdiri dari hutang dagang, hutang wesel, dan kredit jangka pendek lainnya. Biaya modal dari penggunaan hutang (cost of debt)  dihitung  dengan cara :
rd AT  = rd BT(1 - T)
Dimana :
rd AT = Biaya hutang jangka pendek setelah pajak
rd BT = Biaya hutang jangka pendek sebelum pajak sebesar tingkat bunga
              hutang
T        = Tingkat Pajak
                             II.            Biaya Modal Hutang Jangka Panjang
Biaya hutang yang ditanggung oleh perusahaan yang menggunakan dana hutang tidak lain adalah sebesar tingkat  keuntungan yang disyaratkan oleh investor. Biaya modal yang berasal dari penggunaan hutang jangka panjang (cost of debt), dihitung dengan

            I + (N-Nb)/n
rd = ----------------------
            (Nb + N) /2
Di mana :
I = Bunga hutang jangka panjang (obligasi) satu tahun dalam rupiah
N = Harga nominal obligasi atau nilai obligasi pada akhir umurnya
Nb = Nilai bersih penjualan obligasi
n = umur obligasi
                           III.            Biaya Modal Saham Preferen
Biaya modal saham preferen (cost of preferrd stock/rps) adah biaya riil yang harus dibayar apabila perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham preferen. Biaya modal saham preferran diperhitungkan sebesar tingkat keuntungtan yang disyaratkan (required rate of return) oleh investor pemegang saham preferen.

            r ps  = Dps / P0
Dimana :
r ps = Biaya saham preferen
Dps = Deviden saham preferen
P0 = Harga saham preren saat ini (harga proses)
                          IV.            Biaya Modal Saham Biasa dan Laba ditahan
Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi biaya modal sendiri (biaya ekuitas) atau kadang-kadang disebut biaya modal saham biasa saja. Biaya modal ekuitas merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi. 
r s = D1 / P0 + g
Dimana :
rs  = biaya modal ekuitas
D1 = Deviden saham yang diharapkan pada tahun pertama
P0 = harga saham saat ini
g = tingkat pertumbuhan
            Biaya Modal Keseluruhan (Weighted  average cost of capital/WACC)
Biaya modal secara keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Biaya modal yang diperhitungkan merupakan biaya modal dari seluruh jenis modal yang digunakan. Karena biaya modal dari masing-masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruahn perlu dihitung biaya modal rata-rata tertimbangnya (Weighted average cost of capital / WACC). Sebagai unsure penimbanngnya adalah proporsi dana bagi setiap jenis atau sumber modal yang digunakan dalam investasi proyek tersebut.
            WACC            = wdrd(1 - T) + wpsrps + wcers

            Dimana :
            W = bobot /proporsi masing-masing dari jenis modal yang digunakan
            r   = biaya modal masing-masing dari jenis modal digunakan
  • Cost of Capital (Biaya modal) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai  suatu investasi perusahaan.
  • Perhitungan biaya penggunaan modal adalah penting berdasar tiga alasan berikut:
  1. Maksimisasi nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal) diminimumkan.
  2. Capital budgeting memerlukan estimasi tentang biaya modal.
  3. Keputusan lain juga memerlukan estimasi biaya modal, misal leasing, modal kerja.
  • Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Biaya modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan rate of return dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya. Biaya modal disini adalah overall cost of capital. 
  • Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang dari seluruh komponen modal (weighted cost of capital atau WACC).Biaya modal harus dihitung berdasar basis setelah pajak, karena arus kas  setelah pajak adalah yang paling relevan untuk keputusan investasi.
 Cost of Debt 
  • Jika hutang jangka pendek (curent liabilities) merupakan bagian dari pembelanjaan perusahaan maka dimasukkan pula pada WACC, misal hutang bank jangka pendek.

 Cost of debt = biaya hutang sebelum pajak x (1 – tingkat pajak) 
  • Jika perusahaan menggunkan hutang jangka panjang dengan menerbitkan obligasi, maka biaya hutang obligasi (cost of debt) sbb:
 I + (N – Nb) /n
Biaya modal obligasi = ————————-
(Nb + N) /2
 I     : Buanga hutang obligasi satu tahun dalam rupiah
N   : Harga nominal obligasi
Nb : Nilai bersih penjualan
n    : Umur obligasi
 Kemudian biaya modal obligasi sebelum pajak disesuaiakan menjadi biaya modal setelah pajak.
 Biaya Modal Saham Preferen (Cost of Preferred Stock) 
  • Biaya saham preferen adalah sama dengan tingkat keuntungan yang dinikmati pembeli saham preferen.
 Kp = Dp/Pn
 Kp = biaya saham preferen
Dp = deviden saham preferen
Pn  = harga saham preferen bersih yang diterima (harga setelah dikurangi flotation cost)
 Biaya Laba Ditahan (Cost of Retained Earning) 
  • Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan. Dasarnya adalah prinsip opportunity cost. Jika laba tidak ditahan, laba tersebut dibagiakan dalam bentuk deviden. Jika laba tersebut ditahan berarti  pemegang saham menginvestasikan kembali laba yang menjadi haknya  ke perusahaan (flow back fund)
  • Ada tiga cara menaksir biaya modal laba ditahan:
1.  Pendekatan CAPM
 Ks = bunga bebas risiko + premi risiko
 Ks = krf + bi (km – krf) 
Dimana:
Ks        = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham perusahaan I,
Krf      = bunga bebas risiko
Km      = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portofolio pasar
Bi        = beta saham perusahaan i.

2.  Pendekatan discounted cash flow
Model yang digunakan untuk estimasi  adalah Gordon Model:
D1
Po =   ———–
Ks – g
 Maka,                         D1
Ks =  ———–  + g
Po
D1       = Deviden akhir periode
Po        = Harga saham awal periode
g          = tingkat pertumbuhan deviden.

3.  Pendekatan bond yield plus risk premium
Ks = tingkat keuntungan obligasi perusahan + premi risiko 
Biaya Saham Biasa Baru (Cost of New Common Stock) 
  • Biaya modal saham biasa baru biasanya lebih tinggi dari biaya modal laba ditahan, karena penjualan saham baru memerlukan biaya emisi atau flotation cost. Biaya emisi akan mengurangi penerimaan perusahaan dari penjualan saham.
D1 Ksb      = biaya saham biasa baru
Ksb =  —————–  + g FC       = flotation cost
Po (1 –FC)
 Weighted Average Cost of Capital 
  • Jika pembiayaan suatu investasi berasal dari berbagai sumber pendanaan, maka biaya modal dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang.

WACC   = [Wd x Kd (1- tax)] + [Wp x Kp] + [Ws x (Ks atau Ksb)]

 WACC   = biaya modal rata-rata tertimbang
Wd         = proporsi hutang dari modal
Wp         = proporsi saham preferen dari modal
Ws          = proporsi saham biasa atau laba ditahan dari modal
Kd          = biaya hutang
Kp          = biaya saham preferen
Ks           = biaya laba ditahan
Ksb         = biaya saham biasa baru.


Marginal Cost of Capital 
  • Marginal cost of capital adalah biaya memperoleh rupiah tambahan sebagai modal baru. Pada umumnya marginal cost of capital akan meningkat  sejalan dengan meningkatnya penggunaan modal. 
  • Pada umumnya perusahaan akan menggunakan laba ditahan untuk menambah modal baru menerbitkan saham baiasa baru. Dengan demikian diperlukan suatu titik dimana kebutuhan modal sendiri harus dipenuhi dengan penjualan saham biasa baru.
  • Titik dimana marginal cost of capital naik sering disebut Break Point.
Jumlah laba diatahan
Break point = ——————————————————-
Bagian modal sendiri dalam struktur modal














B.               Pendekatan Teoritis atas Struktur Modal

a)      Pengertian Modal dan Struktur Modal
            Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal  (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir,2001).
Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif (Debet) dan modal Pasif (Kredit).
            Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan bisa juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan.
            Struktur Modal merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan. Untuk mengukur Struktur Modal tersebut maka dapat digunakan beberapa Teori yang menjelaskan Struktur Modal dalam suatu Perusahaan.
b)     Teori-teori kapitalisasi
Teori kapitalisasi terbagi ke dalam dua golongan, yaitu :
1.      Berdasarkan pendapatan atau earning
Niali suatu perusahaan dapat ditentukan berdasarkan pendapatan yang didapatka setiap tahunya dikalikan dengan multiplayer tertentu.
2.      Berdasarkan pengeluaran atau cost
Kapitalisasi perusahaan didasarkan pada cost dari fixed capital yang digunakan dalam suatu perusahaan.

·         Over dan under capitalization
·                 Over capitalization
Over capitalization akan terjadi apabila :
1.      Earning tidak cukup besar untuk mendapatkan fair of return dari jumlah modal yang di investasikan , atau dengan kata lain average rate of return lebih kecil dari pada fair rate of return.
2.      Jumlah nilai securities yang ada di dalam peredaran lebih besar daripada nilai riil dibandingkan dengan  nilai assetnya.
·                 Under capitalization
Under capitalization terjadi apabila :
1.      Average rate of return dari perusahaan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rate of return dari modal yang diinvestasikan dalam perusahaan yang sejenis lainya.
2.      Jumlah nilai security yang tercantum dalam nereca jauh lebih kecil daripada nilai riil daripada assetnya.

c)      Faktor Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
  1. Tingkat Penjualan
Perusahaan dg penjualan stabil, cashflow relatif stabil, shg dpt menggunakan hutang relatif besar
  1. Struktur Aktiva
Perusahaan dg aktiva tetap besar (sbg kolateral) dpt menggunakan hutang relatif besar
  1. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhan dana untuk ekspansi.
  1. Profitabilitas
Pecking order theory menyatakan, bahwa urutan pembiayaan ; laba ditahan  hutang  jual saham baru (utk menghindari pengawasan eksternal)
  1. Variabel Laba & perlindungan pajak (tax shield)
Jika variabilitas laba kecil, besar kemampuan menanggung beban tetap dari hutang. Penggunaan hutang memberi manfaat perlindungan pajak.
  1. Skala perusahaan
Perusahaan besar memiliki akses besar masuk pasar modal, shg ada korelasi positif antara skala perusahaan dg debt to book value of equity ratio.
  1. Kondisi intern perusahaan & ekonomi makro
Saat yg tepat menjual saham/obligasi; tingkat bunga pasar rendah & pasar bursa sdgbullish (lawan dari bearish)

d)     Pendekatan-Pendekatan Konsep Penilaian Struktur Modal
1.    Teori pendekatan laba bersih ( net income approach ) NI    
            Pendekatan ini dapat diasumsikan investor mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi ( Ko ) yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah utangnya dengan tingkat biaya utang ( Kd ) yang juga konstan. Hal ini juga dapat diartikan karena tingkat kapitalisasi dan tingkat biaya utang konstan atau tetap maka semakin besar jumlah utang perusahaan maka biaya modal rata-rata tertimbang akan semakin kecil
           
2.    Teori pendekatan laba operasi bersih ( operating net income approach ) NOI      
            Teori ini diasumsikan biaya modal rata-rata tertimbang ( Ke ) konstan, berapapun jumlah utang perusahaan tetap. Dalam teori ini para investor mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda
a.    Biaya utang konstan sama seperti pendekatan laba bersih          
b.    Utang perusahaan meningkat, resiko perusahaan ikut meningkat. Oleh karena itu manajemen menuntut agar keuntungan perusahaan jg harus meningkat, konsekuensinya biaya modal rata-rata tertimbang konstan dan keputusan struktur modal menjadi tidak penting
           
3.    Teori pendekatan tradisional   
            Teori ini diasumsikan bahwa dalam satu leverage tertentu, resiko perusahaan tidak mengalami perubahan ( Kd & Ke konstan ), dan setelah leverage atau resiko utang tertentu biaya utang dan biaya modal sendiri naik atau meningkat. Biaya modal yang besar bahkan lebih besar dari penurunan biaya dikarenakan penggunaan utang yang murah akibatnya biaya modal rata-rata tetimbang yang tadinya menurun, setelah leverage menjadi naik dengan kata lain nilai perusahaan yang awalnya naik menjadi turun akibat dari utang yang semakin besar.
           
4.    Teori pendekatan Modigliani dan Marton Miller ( teori MM )        
            Teori MM diasumsikan diantaranya: 
a.    Resiko bisnis perusahaan dapat diukur dengan standar deviasi laba sebelum benga pajak dan pajak ( δEBIT ) dan perusahaan yang memiliki resiko bisnis sama dikatakan berada dalam kelas yang sama           
b.    Semua investor da n investor potensial memiliki estimasi sama terhadap EBIT perusahaan dimasa datang atau homogeneous expectation tentang laba perusahaan dan tingkat resiko perusahaan.
c.    Saham dan oblligasi diperdagangkan dalam pasar modal yang sempurna atau perfect capital market. Kriteria pasar modal yang efisien adalah:       
I.    Informasi selalu tersedia bagi semua investor ( symmetric information ) dan dapat diperoleh tanpa biaya ;

e)      Keputusan Struktur Modal dalam Praktik
a). Analisis EBIT – EPS.
• Melalui analisis ini manajemen dapat melihat dampak dari berbagai alternatif pendanaan terhadap EPS ( Earning per share ) pada tingkatan EBIT ( Earning Before Interest and Tax ) yang bervariasi. Yang dimaksud dengan EPS adalah laba bersih sesudah pajak atau Earning After Tax ( EAT ) dibagi jumlah lembar saham perusahaan yang beredar.

Pada analisis ini, hubungan antara EBIT dan EPS dapat dicari dengan cara :
1. Menghitung EPS pada berbagai alternatif pendanaan untuk EBIT tertentu , dan
2. Mengulang lankah pertama untuk EBIT yang berbeda – beda. Hasilnya kemudian digambarkan dalam grafik EBIT-EPS.

• Indifference point memberikan masukan penting bagi manajemen dalam memilih alternatif pembelanjaan, Jika expected EBIT lebih besar dari indifference point, perusahaan sebaiknya menggunakan hutang. Jika sebaliknya, menggunakan saham akan lebih menguntungkan. Perlu dicatat bahwa keputussan ini bisa salah jika actual EBIT tidak besar yang diharapkan. Oleh karena itu, didalam mengambil keputusan, manajemen harus memperhatikan juga deviasi standard ( tingkat variabilitas ) EBIT perusahaan. Expected dan deviasi standard EBIT dapat dicari dengan mengembangkan sejumlah skenario tentang EBIT dimasa mendatang beserta dengan probabilita terjadinya. Jika deviasi standard EBIT relatif besar, manajemen harus lebih hati – hati karena expected EBIT menjadi kurang dapat dipercaya. Sebaiknya manajemen memutuskan menggunakan hutang hanya bila ecpected EBIT cukup jauh di atas indifference point.

EAT ( saham ) EAT ( hutang )
= Jumlah saham Jumlah saham
( EBIT* - C1) ( 1 – T ) (EBIT* - C2 ) ( 1 – T)
= S1 S2

Dimana:
EBIT * = Indifferent point
C1 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 1
C2 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 2
S1 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 1
S2 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 2
T = Tingkat pajak
b. Perbandingan Rasio – Rasio Leverage
• Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efek dari setiap alternatif pendanaan terhadap rasio – rasio leverage ( penggunaan hutang ). Manajemen kemudian dapat membandingkan rasio – rasio yang ada saat ini dan rasio – rasio pada alternatif pendanaan tertentu dengan rasio – rasio industri sejenis. Rasio Leverage terdiri dari (1) Rasio Hutang ( debt ratio ), (2) Rasio Jaminan ( coverege ratio ).

• Rasio hutang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang, sedangkan rasio jaminan menunjukkan kemampuan untuk membayar bunga dan pokok pinjamn yang jatuh tempo. Untuk menghitung rasio hutang, manajemen menggunakan informasi dari neraca. Untuk menghitung rasio jaminan, informasi dari laporang rugi – laba yang dipergunakan.

Manajemen dapat menggunakan metoda perhitungan rasio sbb :
1. Rasio Hutang:
a. Total hutang/Total aktiva
b. Hutang jangka panjang/ (Hutang jangka panjang + Modal sendiri)
c. Total hutang/ Modal sendiri

2. Rasio Jaminan:
a. Time interest earned = EBIT/Biaya bunga
b. Debt service coverage = EBIT / [ biaya bunga + (pembayaran pokok pinjman/1 – pajak) ]

• Rasio hutang dan rasio jaminan dapat dihitung berdasarkan : (1) posisi keuangan perusahaan pada saat ini, (2) posisi keuangan perusahaan dengan alternatif – alternatif pendanaan yang ada seperti 100 % modal sendiri, 100% hutang dsb. Rasio – rasio tersebut kemudian dibandingkan dengan rasio indusstri. Dari perbandingan tersebut, manajemen dapat menentukan alternatif pendanaan yang paling tepat bagi perusahaan. Hal ini tidak berarti bahwa manajemen harus mempertahankan rasio yang sama dengan rasio industri. Kegunaan perbandingan rasio dengan rasio industri adalah jika perusahaan memilih rasio hutang dan rasio jaminan yang menyimpang dari rasio industri, ia harus memiliki alasan yang kuat.
(c) Analisis Arus Kas Perusahaan
• Metoda ini menganalisis dampak keputusan struktur modal terhadap arus kas perusahaan. Metoda ini sederhana tetapi sangat bermanfaat. Metoda ini melibatkan persiapan suatu seri anggaran kas pada (1)kondisi perekonomian yang berbeda, (2) struktur modal yang berbedaArus kas bersih pada situasi yang berbeda ini dapat dianalisis untuk menentukan apakah beban tetap perusahaan ( pokok pinjaman, bunga, sewa dan dividen saham preferen ) yang dihadapi perusahaan tidak terlalu tinggi. Ketidak mampuan perusahaan untuk membayar beban tetap bisa mengakibatkan “ financial insolvency “.
• Gordon Donaldson dari Harvard University menyarankan bahwa kapasitas beban tetap perusahaan sebaiknya tergantung pada arus kas bersih perusahaan yang diharapkan dapat terwujud pada saat perekonomian mengalami resesi. Dengan kata lain, target struktur modal ditentukan dengan membuat rencana untuk menghadapi “ kondisi terburuk yang mungkin terjadi “.
• Rumus berikut mendifinisikan CBr, saldo kas yang diharapkan perusahaan pada akhir periode resesi.
CBr = Co + NCFr – FC
Dimana:
Co = Saldo ka pada awal resesi
NCFr = Arus kas bersih dari operasi selama resesi
FC = Beban tetap perusahaan



















Gitman (2001) menjelaskan bahwa modal kerja adalah jumlah harta lancar yang merupakan bagian dari investasi yang bersirkulasi dari satu bentuk ke bentuk yang lain dalam suatu kegiatan bisnis. Weston dan Brigham (1986) menjelaskan bahwa manjemen modal kerja adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek: kas, surat-surat berharga (efek), piutang, dan persediaan.
Pengertian modal kerja adalah jumlah kekayaan atau aktiva lancar, seperti kas atau uang tunai di peti kas dan di bank, piutang usaha dan persediaan bahan baku, bahan pembantu, dan barang jadi, ditambah kewajiban atau pasiva lancar, seperti hutang usaha dan pinjaman jangka pendek. Dengan demikia maka manajemen modal kerja merupakan semua kegiatan dalam rangka pengelolaan aktiva lancar dan pasiva lancar.

                                I.            Konsep modal kerja

Bambang Riyanto (1995) mengemukakan modal kerja dapat dibagi menjadi 3 konsep yaitu konsep kuantitatif, kualitatif, dan fungsional.
1.      Konsep Kuantitatif 
Modal kerja menurut konsep kuantitatif menggambarkan keseluruhan atau jumlah dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang persediaan atau keseluruhan daripada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar dan dapat kembali ke bentuk semula atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam waktu yang relatif pendek atau singkat. Konsep ini biasanya disebut modal kerja bruto (gross working capital). 
Berdasarkan konsep tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa konsep tersebut hanya menunjukkan jumlah dari modal  kerja yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari yang sifatnya rutin, dengan tidak mempersoalkan dari mana diperoleh modal kerja tersebut, apakah dari pemilik hutang jangka panjang ataupun hutang jangka pendek. Modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan batas keamanan atau margin of safety yang baik atau tingkat keamanan para kreditur jangka pendek yang tinggi. Jumlah modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan likuiditas perusahaan yang baik sekaligus belum tentu menggambarkan jaminan kelangsungan operasi perusahaan pada periode berikutnya.
2.      Konsep Kualitatif
Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar. Berdasarkan konsep ini modal kerja merupakan sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahan tanpa menunggu likuiditasnya. Konsep ini biasa disebut dengan modal kerja neto (net working capital). 
Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancar dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan operasi di masa mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan jangka pendek dengan jaminan aktiva lancar.
3.      Konsep Fungsional
Modal kerja menurut konsep inimenitik beratkan pada fungsi dari pada dana dalam menghasilkan dana atau income dari usaha pokok perusahaan. Setiap dana yang digunakan dlam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada dana yang digunakan dalam satu periode akuntansi tertentu yang menghasilkan pendapatan pada periode tersebut. Sementara itu, ada pula dan aynag dimaksudkan utuk menghasilkan pada periode2periode selanjutnya atau dimasa yang akan datang, misalnya bangunan, mesin-mesin, alat-alat kantor atau aktiva tetap lainnya yang disebut future income. Jadi modal kerja menurut konsep ini adalah dana digunakan untuk menghasilkan pendapata pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan, diantaranya kas, piutang dagang. Dan lain sebagainya.
Sedangkan efek atau surat berharga dan marjin laba dari piutang merupakan modal kerja potensial yang akan menjadi modal kerja bila piutang sudah dibayar dan efek sudah dijual.

                             II.            Jenis Modal Kerja

Menurut WB. Taylor da Bambang Rianto (1995) Modal Kerja digolongkan dalam beberapa jenis yaitu
1.      Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, modal kerja ini terdiri dari :
a.    Modal kerja primer (Primary Working Capital)
Modal kerja primer merupakan jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya atau modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kegiatan usahanya.
b.    modal kerja normal
Modal kerja normal adalah modal kerja dibutuhkan untuk proses produksi normal.
2.      Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, modal kerja ini terdiri dari :
a.       Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital)
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi musim.
b.      Modal kerja siklis (Cyclical Working Capital)
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtur.
c.       Modal kerja darurat (Emergency Working Capital)
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perobahan keadaan ekonomi yang mendadak).

                           III.            D.    Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja

Modal kerja perusahaan dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu:
a.       Volume Penjualan
Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional pada saat terjadi peningkatan penjualan.
b.      Faktor Musim dan Siklus
Fluktuasi dalam penjualan yang disebabkan oleh faktor musim dan siklus akan  mempengaruhi kebutuhan akan modal kerja.
c.       Perubahan dalam teknologi
Jika terjadi pengembangan teknologi maka akan berhubungan dengan proses produksi dan akan membawa dampak terhadap kebutuhan akan modal kerja
d.      Kebijakan Perusahaan
Kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan juga akan membawa dampak terhadap kebutuhan modal kerja.

                          IV.            E.     Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja

Besar Kecilnya Modal Kerja tergantung dari dua faktor :
1.      Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja
Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu pemberian kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamamya proses produksi, lamanya barang di simpan digudang, jangka waktu penerimaan piutang.
2.      Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Merupakan jml pengeluaran kas rata-rata setiap hr utk keperluan bahan mentah, bahan pembantu, pembayaran upah buruh, dan lain-lain.
Modal kerja makin besar jika:
1.      Jumlah pengeluaran kas setiap tetap, periode perputaran lama
2.      Periode perputaran tetap, jumlah pengeluaran kas besar

                             V.            D.      Komponen Modal Kerja

Modal kerja yang dibahas disini adalah modal kerja dalam konsep kualitatif, yaitu modal kerja neto (net working capital) yang merupakan kelebihan antara aktiva lancar di atas utang lancarnya.
Komponen modal kerja mencakup aktiva lancar dan utang lancar, yang dijelaskan sebagai berikut:
1.         Aktiva Lancar.
Munawir (2004:14) menyatakan pengertian aktiva lancar sebagai berikut: Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal. Yang termasuk aktiva lancar adalah:
a)         Kas (Cash). Uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Uang tunai dan alat pembayaran itu terdiri dari uang logam, uang kertas, cek, dan lain-lain. Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban  financia
perusahaan, karena sifat likuidnya tersebut kas memberikan keuntungan yang paling rendah.
b)         Investasi Jangka Pendek (Temporary Investment). Obligasi pemerintah, obligasi perusahaan indusri, dan surat-surat utang sejenis, dan saham perusahaan lain yang dibeli untuk dijual kembali dikenal sebagai investasi jangka pendek. Surat-surat berharga yang dibeli sebagai investasi jangka pendek dari dana-dana yang sementara belum digunakan, dan bila surat-surat berharga tersebut dapat segera dijual, maka dapat dianggap sebagai aktiva lancar. Surat-surat berharga tersebut dimiliki untuk jangka pendek dengan maksud untuk diperjualbelikan (trading securities). Jenis dari investasi jangka pendek ini adalah efek (marketable securities).
c)         Wesel Tagih (Notes Receivable). Tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu promes. Promes tagih adalah promes yang ditandatangani untuk membayar sejumlah uang dalam waktu tertentu yang akan datang kepada seseorang atau suatu perusahaan yang tercantum dalam surat perjanjian tersebut (nama perusahaan yang memegang surat tersebut).
d)         Piutang Dagang (Accounts Receivable). Piutang dagang meliputi keseluruhan tagihan  atas  langganan  perseorangan  yang  timbul  karena  penjualan      barang
dagangan atau jasa secara kredit. Kebijakan penjualan kredit sengaja dilakukan untuk memperluas pasar dan memperbesar hasil penjualan. Dengan kebijakan penjualan kredit ini juga akan menimbulkan resiko bagi perusahaan akan tidak dapat ditagihnya sebagian atau bahkan mungkin seluruh dari piutang tersebut.
e)         Penghasilan Yang Akan Masih Diterima (Account Receivable). Penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena telah memberikan jasa-jasanya kepada pihak lain, tetapi pembayarannya belum diterima sehingga merupakan tagihan.
f)         Persediaan Barang (Inventories). Barang dagangan yang dibeli untuk dijual kembali, yang masih ada di tangan pada saat penyusunan neraca. Untuk perusahaan industri yang mengolah bahan dasar menjadi barang jadi, mempunyai tiga persediaan yakni persediaan bahan dasar atau bahan baku, persediaan  barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.
g)         Biaya Yang dibayar dimuka ( Prepaid Expense). Pengeluaran untuk memperoleh jasa dari pihak lain, tetapi pengeluaran tersebut belum  menjadi biaya atau jasa dari pihak lain yang belum dinikmati oleh perusahaan pada periode yang sedang berjalan. Contohnya yaitu biaya sewa yang dibayar di muka dan biaya iklan yang dibayar di muka.


2.         Hutang Lancar
Munawir (2004:18) mengemukakan pengertian hutang lancar sebagai berikut: Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancer yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang lancar merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, atau utang yang jatuh temponya masuk siklus akuntansi yang sedang berjalan. Yang termasuk hutang lancar adalah sebagai berikut:
a)         Wesel Bayar (Notes Payable) Wesel bayar adalah promes tertulis dari perusahaan untuk membayar sejumlah uang atau perintah pihak lain pada tanggal tertentu yang akan datang yang ditetapkan (utang wesel). Promes dapat diberikan kepada bank ketika perusahaan meminjam uang atau kepada kreditur untuk pembelian barang dagangan secara kredit.
b)         Hutang Dagang (Account Payable) Hutang Dagang Adalah semua pinjaman yang timbul karena pembelian barang-barang dagangan atau jasa secara kredit. Pinjaman tersebut akan dikembalikan dalam waktu satu tahun atau kurang (jangka waktu operasi perusahaan yang normal).
c)         Penghasilan Yang Ditangguhkan (Differed Revenue) Penghasilan yang diterima terlebih dahulu merupakan penghasilan yang sebenarnya yang belum menjadi  hak perusahaan. Pihak lain telah menyerahkan uang terlebih dahulu kepada perusahaan sebelum perusahaan menyerahkan barang atau jasanya (perusahaan berkewajiban untuk memenuhinya). Penghasilan baru direalisasi bila jasa-jasa telah dipenuhi atau transaksi penjualan telah selesai.
d)         Hutang Dividen (Divident Payable) Hutang dividen merupakan bagian laba perusahaan yang diberikan sebagai deviden kapada pemegang saham, tetapi belum dibayarkan ketika neraca disusun. Hutang Pajak (Tax Payable) Beban pajak perseroan yang belum dibayarkan pada waktu neraca disusun.Kewajiban Yang Masih Harus Dipenuhi (Accrual Payables) Kewajiban yang timbul karena jasa-jasa yang diberikan kepada perusahaan selama jangka waktu tertentu, tetapi pembayarannya belum dilakukan.Misalnya: upah, bunga, sewa, pensiun dan lain- lain.























D.              Pengertian Risk
Investasi model ini merupakan investasi dengan resiko yang ringan, Sebagaimana hukum timbal balik, risiko ringan, maka akan menghasilkan hasil yang kecil.Oleh karena itu seseorang yang ingin mendapatkan hasil yang besar ia tidak akan pernah bermain investasi di area ini.Mereka paham bahwa keuntungan yang didapat dari investasi model low risk investment tidak besar, bahkan tetap ada resiko yang mengintai.

Instrumen investasi yang termasuk katagori seperti ini,diantaranya deposito,dan tabungan di bank, investasi ini resikonya kecil dan keuntungannyapun kecil, Namun sekecil apapun resikonya tetap ada, Misalnya gojolak moneter tiba-tiba datang, nilai mata uang yang kita simpan tiba-tiba melemah hingga terpuruk, Secara otomatis terpuruknya nilai mata uang akan membuat deposito atau tabungan anda merugi.

Kejadian seperti ini sudah beberapa kali terjadi di negri kita, Pada tahun 1965 terjadi senering, pada tahun 1980-an terjadi depaluasi.Tahun 1998 terjadi krisis moneter yang dahsat.Resiko lainnya yang di hadapi oleh investasi jenis low rink investmet adalah kejahatan perbankkan, namun kejadian-kejadian seperti itu jarang terjadi.

Bila ingin menjadi pengusaha sukses, maka anda harus berani menghadapi risiko. Kalimat tersebut dianggap resep untuk menjadi pengusaha dianggap sukses. Kehidupan usaha penuh dengan risiko, baik itu risiko finansial maupun manajerial.
         Risiko finansial
Berkaitan dengan kegagalan usaha untuk merealisasikan rencana finansial yang telah ditentukan.
         Risiko manajerial
Berkaitan dengan kegagalan pimpinan perusahaan dalam mengelola perusahaannya yang pada akhirnya diukur dengan kegagalan finansial.
Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon “high risk bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula. Contohnya dalam investasi saham. Volatilitas atau pergerakan naik-turun harga saham secara tajam akan membuka peluang untuk memperoleh hasil yang lebih besar, namun sebaliknya, jika harga bergerak ke arah yang berlawanan, maka kerugian yang akan ditanggung sangat besar.[1][1]
Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald Ebert, risiko adalah uncertainty about future event, adapun Joel G.Siegel dan Jae K.Sim mendefinisikan risiko pada 3 hal:
1.      Keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus dimana hasilnya dapat diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh pengambilan keputusan
2.      Variasi dalam keuntungan penjualan atau variabel keuangan lainnya
3.      Kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja  operasi perusahaan atau posisi keuangan
David K. Eiteman, Arthur I Stonehill dan Michael H. Moffet mengatakan bahwa risiko dasar adalah the mismatching of interest rate bases for associated assets and liabilities. Sehingga secara umum risiko dapat ditangkap sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya dengan keputusan yang diambil berdasarkan suatu pertimbangan. Menurut salah satu definisi, risiko (risk) adalah sama dengan ketidakpastian (uncertainty). Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan.
Dalam penyusunan anggaran modal, suatu proyek investasi ( perluasan usaha / penggantian aktiva tetap ) kita sering mengalami kegagalan setelah proyek tersebut dilaksanakan. Hal ini karena kita tidak memperhitungkan unsur risiko didalamnya.
Misal : risiko aliaran kas ( cashflow ) dalam faktor diskonto ( dicountrate ) sebagai biaya modal. Apabila aliran kas yang ada kita peroleh diwaktu yang akan datang tidak ada risiko, berarti kita dapat menentukan dengan tepat, keputusan yang akan diambil. Hal ini karena anggaran yang kita susun baik mengenai aliran kas masuk ( cash in flow ) maupun aliran kas keluar ( cash out flow ) dianggap pasti terjadi dimasa yang akan datang. Namun, jika terjadi penyimpangan, yang tidak menguntungkan, maka perusahaan akan kesulitan menyesuaikannya, karena risiko terjadinya penyimpangan tersebut belum ditentukan oleh perusahaan, lain jika unsur risiko telah ditentukan didepan. Maka apabila terjadi penyimpangan perusahaan akan lebih mudah menghitungnya.
Demikian pula biaya modal yang harus dikeluarkan dalam anggaran modal. Apabila kita menganggap bahwa COC yang akan dikeluarkan tanpa risiko, maka kita akan lebih mudah menghitungnya. Namun, dalam kenyataannya COC tersebut kemungkinan akan naik atau turun. COC yang turun bagi perusahaan akan menguntungkan, karena perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih kecil, tetapi jika COC tersebut naik, maka akan mengurangi kebutuhan perusahaan. Apabila perusahaan menganggap bahwa biaya modal tersebut konstan/risiko, maka perusahaan dapat menggunakan tingkat bunga bebas risiko ( freerate ).
Di Indonesia, nampaknya belum ada tingkat bunga yang bebas risiko secara murni. Tingkat bunga SBI yang biasanya digunakan sebagai acuan tingkat bunga bebas risiko sebenarnya juga mengandung risiko. Walau lebih kecil risikonya dibandingtingkat bunga deposito bank-bank di Indonesia. Apalagi dalam keadaan keadaan perekonomian yang kurang menguntungkan. Besar tingkat risiko yang dimaksukan dalam panilainaan investasi akan mempengaruhi besarnya hasil yang diharapkan oleh pemodal. Apabila perusahaan membangdingkan tingkat risiko yang tinggi pada suatu investasi yang dianggarkan, maka pemodal yang akan menanamkan dananya pada investasi tersebut mengharapkan hasil/ mensyaratkan hasil ( required rate of return ) yang tinggi pula dan terjadi sebaliknya.
Memang antara hasil dan risiko ( risk and return ) memiliki hubungan linear yang berkebalikan. Semakin tinggi risiko, maka semakin tinggi hasil yang diperoleh. Sebaliknya semakin rendah risiko maka semakin  rendah pula hasil yang diperoleh/disyaratkan.
Risiko terhadap perusahaan tidak dapat dihindari, kita hanya dapat mengelola bagaimana agar risiko tersebut sekecil mungkin mempengaruhi keputusan perusahaan. Risiko yang terjadi diperusahaan ada yang dapat dikelola/diatasi perusahaan terdapat pula risiko yang tidak dapat diatasi perusahaan.
Risiko yang tidak dapat diatasi perusahaan ini biasanya karena tidak dapat dikontrol oleh perusahaan. Risiko yang ada diperusahaan dapat dibedakan tiga jenis risiko :
1.      Risiko individual
Risiko yang berasal dari proyek investasi secara individu tanpa dipengaruhi oleh proyek lain.
2.      Risiko perusahaan
Risiko yang dapat diukur tanpa mempertimbangkan keanekaragaman yang dihadapi/portofolio yang dilakukan oleh investor.
3.      Risiko pasar( market risk )
Risiko investasi ditinjau dari investor yang menanamkan modalnya pada investasi yang juga dilakukan oleh perusahaan dan perusahaan-perusahaan lain.
Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara actual return dan expected return, sehingga setiap investor dalam mengambil keputusan investasi harus selalu berusaha meminimalisasi berbagai risiko yang timbul, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap perubahan kondisi ekonomi baik mikro ataupun makro akan mendorong investor untuk melakukan strategi yang harus diterapkan untuk tetap memperoleh return.



Alternatif –alternatif Menghindari Resiko
           
Untuk menghindari resiko yang timbul terhadap aktivitas investasi yang dilakukan, perlu dilakukan alternatif-alternatif dalam pengambilan keputusan. Alternatif keputusan yang diambil adalah dianggap realistis dan tidak akan menimbulkan masalah nantinya. Tindakan seperti ini dianggap sebagai bagian strategi investasi. Bahwa berbagai keputusan-keputusan strategis akan menghasilkan nilai yang lebih besar bagi perusahaan. Dimana tindak lanjut dari keputusan strategis ini adalah dengan melibatkan secara maksimal sumber daya yang ada untuk mengimplementasikan keputusan yang dimaksud dan menentukan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas implementasi ini. Artinya adalah resiko yang timbul merupakan bentuk dari realita yang terjadi, yang mana resiko itu selalu saja sulit untuk dihindari namun diusahakan resiko itu terjadi dalam jumlah yang sangat minim. 

5.      Mengelola Resiko

Dalam aktivitas yang namanya resiko adalah pasti terjadi dan sulit untuk dihindari sehingga bagi sebuah lembaga bisnis seperti perbankan sangat penting untuk memikirkan bagaimana mengelola resiko tersebut. Dalam mengelola resiko pada dasarnya ada 4 cara yaitu :
  Memperkecil resiko, dengan cara tidak memperbesar setiap keputusan yang mengandung resiko tinggi tapi membatasinya bahkan meminimalisirnya agar resiko tersebut tidak menambah menjadi besar dan diluar kontrol manajemen perusahaan.
  Mengalihkan resiko, dengan cara mengalihkan resiko yang kita terima tersebut ketempat lain seperti mengasurasikan bisnis guna menghindari terjadinya resiko yang sifatnya tidak tentu waktunya
  Mengontrol resiko, dengan cara melakukan kebijakan mengantisipasi terhadap timbulnya resiko sebelum terjadi, seperti memasang alarm terhadap mobil, menempatkan satpam pada siang atau malam hari
  Pendanaan resiko, dengan cara menyediakan dana cadangan (reserve) guna mengantispasi timbulnya resiko dikemudian hari, seperti perubahan terhadap nilai tukar dolar  dipasaran maka kebijakan sebuah bank adalah harus memiliki dana cadangan dalam bentuk dolar

  1. Perhitungan Risiko
            Sekedar informasi bahwa risiko yang terkecil itu adalah obligasi (bond) yang dijual oleh pemerintah. Sedangkan risiko yang tertinggi adalah saham yang dijual oleh perusahaan. Ada model perhitungan risiko yang paling sering dipergunakan khususnya dalam investasi, yaitu secara standar deviasi dan varian. Untuk melengkapi perhitungan ini agar lebih komprehensif, terutama jika timbul suatu persoalan seperti penyebaran return yang diharapkan sangat besar, maka dipergunakan perhitungan tambahan dengan menggunakan coefficient of variation atau risiko relatif.
         Standar deviasi atau simpangan baku adalah suatu estimasi probabilitas perbedaan return nyata dari return yang diharapkan.
         Varian (nilai kuadrat dari standar deviasi) adalah :
    Dalam statistik, varian adalah ukuran penyerapan dari penyebaran probabilitas. Hal ini merupakan pangkat dua deviasi standar. Misalnya, bila standar deviasinya 20, maka variannya adalah 400.
    Selisih pendapatan, biaya, dan keuntungan terhadap jumlah yang direncanakan. Varian dihitung pada pusat pertanggungjawaban, penganalisisan. Dan varian yang tidak menguntungkan, diselidiki untuk mencari kemungkinan perbaikan.
         Coefficient of variation adalah ukuran penyebaran relatif atau risiko relatif.

















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Biaya Modal (Cost Of Capital) Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanani suatu investasi atau operasi perusahaan.
Modal dan Struktur Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal  (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir,2001). Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif (Debet) dan modal Pasif (Kredit). Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan bisa juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan.
Modal kerja adalah jumlah kekayaan atau aktiva lancar, seperti kas atau uang tunai di peti kas dan di bank, piutang usaha dan persediaan bahan baku, bahan pembantu, dan barang jadi, ditambah kewajiban atau pasiva lancar, seperti hutang usaha dan pinjaman jangka pendek. Dengan demikia maka manajemen modal kerja merupakan semua kegiatan dalam rangka pengelolaan aktiva lancar dan pasiva lancar.
Risk Investasi model ini merupakan investasi dengan resiko yang ringan, Sebagaimana hukum timbal balik, risiko ringan, maka akan menghasilkan hasil yang kecil.Oleh karena itu seseorang yang ingin mendapatkan hasil yang besar ia tidak akan pernah bermain investasi di area ini.Mereka paham bahwa keuntungan yang didapat dari investasi model low risk investment tidak besar, bahkan tetap ada resiko yang mengintai.