JANIN 09 MINGGU MENGAJARKAN KU KE IKHLASAN MESKI TAK PERNAH AKAN KU LIHAT WAJAHNYA
Untuk semua bunda yang belum punya pengalaman hamil atau yang sedang
hamil di trimester pertama, aku mau share tentang pengalamanku. Minggu
kemarin tepat hari kamis, 24 Februari 2011 aku dikuret, usia kandunganku
2 bulan. Itu hal yang paling menyedihkan buatku. Berikut kronologi
kejadiannya, hari senin siang aku flek dikantor, fleknya sih cuma
sedikit dan sorenya bersih tapi malam ada lagi. Selasa pagi timbul flek
tapi sama dengan kemarin, sangat sedikit hanya berupa titik-titik,
akhirnya malam saya ke dokter tempat saya tes kehamilan pertama kali
yaitu di RSB Asih Pangpol (dokter yang menangani saya adalah dr.
Ontowiryo, SpOG). Pada saat di usg,
janin tidak kelihatan, ini membuat
saya panik dan saya mulai deg-degan dan akhirnya dokter melakukan
transvagina,
janin terlihat tetapi setelah itu dokter langsung berkata
kepada saya & suami “ada yang perlu kita bicarakan”. Mendengar
kata-kata itu, saya sudah tahu ada yang tidak beres dengan kehamilan
saya dan saya langsung menangis
. Alhamdulillah saya mempunyai
dokter yang sangat baik, dia berusaha menenangkan saya dan mengatakan,
menangislah dan tenangkan diri. Setelah itu dia menjelaskan bahwa
janin
saya tidak berkembang sesuai usia kehamilan. Saya menanyakan penyebab
hal itu bisa terjadi dan menurut dr. Onto banyak hal yang menyebabkan
janin tidak berkembang, antara lain : bisa jadi pada saat pembuahan
kualitas sel telur atau sperma tidak bagus atau bisa jadi saya punya
penyakit jadi supply darah ke
janin tidak sempurna, dll. Kemungkinan ini
dikarenakan tokso, menurut dokter tidak karena kalau terkena virus
TORCH, kebanyakan si ibu akan abortus spontan. Untuk mengetahui penyebab
pastinya, dilakukan curetase (kuret) dan jaringannya akan diperiksa di
lab. Karena saya tidak mau putus asa dan percaya begitu saja, saya
menanyakan harapan untuk mempertahankan kehamilan saya, dokter
mengatakan harapannya sangat kecil dan saya memutuskan untuk
mempertahankan sekecil apapun harapannya. Sekali lagi saya beruntung
mempunyai dokter yang tidak mau mematikan harapan calon ibu walaupun
dokter itu sendiri sudah tahu kenyataannya (sekedar informasi, dr. Onto
adalah dokter senior dan dia sering menulis artikel mengenai kehamilan).
Akhirnya dia mengatakan kepada saya untuk tetap minum obat penguat dan
vitamin dan menunggu sampai 2 minggu ke depan, kemudian akan di usg lagi
dan dilihat perkembangan bayinya. Jika tidak ada perkembangan, akan
dikuret sebelum saya mendapat pendarahan hebat. Yang perlu bunda
ketahui, apabila
janin tidak berkembang sampai 3 bulan, otomatis
janin
tersebut akan luruh dengan sendirinya dan kita akan mengalami pendarahan
yang sangat banyak. Hal inilah yang harus kita waspadai, karena belum
tentu kondisi kita siap menghadapi pendarahan tersebut. Jika hal ini
terjadi, segeralah ke rumah sakit, tidak perlu menunggu suami pulang
kantor karena akan membahayakan jiwa si ibu.
Sebelum saya keluar
dari ruangannya, dr. Onto sempat mengingatkan saya bahwa jodoh, rejeki,
kematian di tangan Tuhan. Itu semua adalah rahasia Allah. Jadi, tetaplah
jadi muslim yang selalu ingat hal itu kalau memang terjadi hal yang
tidak diinginkan (i’m so lucky to have a doctor like you, thanks doc
^_*). Selama perjalanan pulang kerumah, saya menangis dan suami terus
menenangkan saya dengan mengatakan bahwa ini bukan akhir keputusan,
masih ada harapan, besok kita cari dokter yang bagus, dll (Makasih
sayang..i luv u so much *_*). Tetapi kata-kata itu tetap saja tidak bisa
menenangkan hati saya. Siapapun pasti akan seperti saya apabila
mendapat berita seperti ini. Saya tidak nafsu makan walaupun pulang
kantor suami sudah membelikan makanan yang saya pesan. Saya tidak bisa
tidur, kejadian di RS terus terbayang dan membuat saya menangis. Suami
menguatkan saya dan mengingatkan bahwa saya harus “fight”, saya tidak
boleh sedih karena nanti baby nya sedih. Kalau saya sedih, itu akan
memperparah kondisi saya. Hal itulah yang membuat saya berusaha tegar.
Malamnya saya tahajud, memohon dengan segala kelemahanku agar saya dan
janin yang ada didalam kandungan diberi kekuatan, diberikan
perlindungan. Saya juga memohon untuk diberikan kesabaran dan keikhlasan
jika memang saya harus kehilangan bayiku (menulis ini membuat airmata
saya mengalir karena saya ingat betul bagaimana kondisi saya saat itu,
bagaimana galaunya hati saya, bagaimana saya berusaha berkomunikasi
dengan bayiku agar bertahan ?). Airmata terus mengalir seperti tak ada
habisnya. Besok harinya, Rabu 23 Februari 2011, saya penasaran untuk
mencari “second opinion” karena bisa jadi sesenior apapun dokter, siapa
tahu ada kesalahan (maaf ya dok, hehehe :p). Ini juga dikarenakan rasa
tidak percaya dan belum terima dengan kenyataan yang ada. Akhirnya teman
saya menyarankan salah satu dokter dan setelah saya googling, dokter
tersebut punya referensi yang baik. Dia salah satu dokter di Brawijaya
W&C Hospital, namanya dr. Dewi Rumiris, SpOG. Karena tidak sabar
bertemu dokternya, saya kejar di tempat prakteknya pagi itu (RSIA
Muhammadiyah Taman Puring). Saya belum menceritakan apa yang terjadi
pada saya karena saya pengen tahu analisa dr. Riris (nama panggilannya).
Ternyata hasil usg juga mengatakan hal yang sama,
janin saya tidak
berkembang dengan baik. Melihat layar monitor dan melihat
janin saya,
itu benar-benar membuat saya menangis lagi. Kantung kehamilan saya mulai
tidak baik bentuknya, mungkin dikarenakan
janin yang tidak berkembang
jadi otomatis kantung kehamilan pun tidak berkembang. Dokter menyarankan
untuk di kuret dan itu menghancurkan hati saya. 2 bulan saya merasakan
jadi ibu dan harus direbut begitu saja. Ada penolakan yang teramat besar
yang saya rasakan. Ada rasa tidak terima terhadap perkataan dokter.
Tapi apa yang harus saya lakukan ? mencari 3rd opinion ? 4th opinion ?
kalau hasilnya sama, apakah saya harus mencari sampai belasan atau
puluhan dokter ? intinya adalah saya tidak mau bayi saya diambil,
intinya adalah mental saya belum siap, intinya adalah SAYA BELUM IKHLAS
:'(.
Keluar dari ruangan dokter, saya terus-terusan menangis.
Semua suster yang ada di poli itu berusaha menenangkan saya, sampai
kasir pun berusaha menghibur saya (makasih untuk semua karyawan RSIAMTP
?). Saya memutuskan untuk pulang ke rumah karena saya ingin menenangkan
perasaan saya, saya ingin menelepon orang tua saya, yang paling utama
adalah saya ingin menangis sepuas hati saya sebelum saya benar-benar
kehilangan. Ibuku berkata, IKHLASLAH nak..Ini pasti yang terbaik dari
ALLAH.. Apapun yang kita usahakan, ALLAH Maha Tahu yang terbaik
untukmu.. Pasti ada hikmah dibalik semua kejadian.. lebih baik sekarang,
usia
janin masih kecil daripada nanti usia kandungan sudah besar dan
sudah berbentuk bayi itu akan lebih menyakitkan lagi.. itu lebih
menyedihkan lagi.. dan akhirnya setelah merasa siap, saya berangkat ke
RS bersama suami. Habis maghrib, saya dipasang laminaria yang berfungsi
untuk membuka rahim (dikarenakan saya belum pernah melahirkan jadi jalan
lahir belum terbuka). Laminaria dipasang pada saat kita dalam keadaan
sadar, dan itu membuat saya tegang, gemetar dan ketakutan. Laminaria
tidak berhasil masuk ke dalam leher rahim saya (cuma setengah yang
masuk) dan akhirnya dikeluarkan lagi. Dokter memutuskan untuk
menggunakan obat yang memancing kontraksi. Obat di minum jam 4 subuh,
jam 6 sarapan dan dilanjutkan dengan puasa. Puasa dilakukan untuk
mengatasi efek mual dan muntah akibat penggunaan obat bius. Jam 10. 30
saya di berikan obat lagi untuk melunakkan rahim dan jam 11.00 saya
mulai dipasang infus yang isinya setengah obat bius. Jam 12.00 saya di
bawa ke ruang bersalin, saya mulai menangis lagi. Bukan karena takut
sama prosesnya tapi karena akhirnya proses ini musti saya jalani.
Akhirnya saya dikuret :'(( (de, maafin bunda ya tidak bisa menjagamu
dengan baik :-(. Diruang bersalin airmata semakin deras, obat bius yang
sudah dimasukkan ke dalam infus tidak mempan membuat saya tenang apalagi
tidur. Suami terus menemani saya, menenangkan saya, saya pun tidak lupa
untuk terus berdoa dan berdzikir, memohon kelancaran dan memohon
diberikan KEIKHLASAN. Jam 12.30 saya mulai dipasangi oksigen, tensi
automatic, dan dihubungkan dengan monitor untuk melihat detak jantung.
Dokter anesthesi menyuntikkan obat bius dan saya pun langsung terlelap.
Kuret dilakukan oleh dr. Riris dibantu oleh dokter anesthesi dan 2
bidan. Setengah jam kemudian proses selesai, saya dibangunkan tetapi
masih “melayang”. Saya baru bisa bangun dari tempat tidur pukul 15.00
dan sayapun kembali menangis (cengeng ya saya :p). Alhamdulillah semua
proses berjalan lancar. Jaringan hasil kuret langsung dibawa ke lab
untuk diperiksa. Saya pulang malam itu juga dengan mata bengkak ?.
Selama berapa hari setelah kuret, saya masih saja menangis. Hmmmm..
berat rasanya...
Hari jumat, 4 maret 2011 saya kontrol dan dokter
menjelaskan hasil lab. Alhamdulillah endometrium (dinding rahim tempat
menempelnya
janin) saya sesuai dengan usia hamil artinya bahwa benar
saya hamil, dinding rahim saya kuat, tidak ada masalah. Dan
alhamdulillah banget disitu juga dijelaskan bahwa benar jaringan yang
diambil adalah jaringan dari orang hamil. Karena ditakutkan bahwa flek
yang ada atau keguguran yang terjadi itu disebabkan MOLA. Perlu bunda
ketahui mola adalah keganasan rahim yang ciri-cirinya seperti orang
hamil. Terlambat haid dan jika dilakukan test pack hasilnya positif, ada
mual, muntah dan ngidam. Jadi kurang lebih sama seperti orang hamil
padahal sebenarnya tidak hamil. Mola juga dikenal dengan sebutan hamil
anggur. Mola perlu diwasapadai. Jadi walaupun saya kehilangan
janin
tetapi saya sangat bersyukur bahwa saya masih diberikan kesehatan, bahwa
saya benar hamil. Alhamdulillah hasil tes TORCH saya juga negatif.
Berarti kesimpulannya adalah
janin saya tidak bekembang dikarenakan pada
saat saya belum mengetahui bahwa saya hamil saya sempat panas tinggi, 2
hari panas saya tidak turun. Karena khawatir, suami saya membawa saya
ke RS. 2.5 jam di rs, suhu saya naik dari 39 menjadi 39.4. akhirnya
dokter memberikan obat penurun panas. Sebelumnya saya sudah wanti-wanti
ke dokter bahwa saya sedang program hamil jadi jangan diberikan obat
yang berbahaya buat saya. Semakin lama suhu tubuh saya semakin naik
tetapi malamnya saya pulang. Saya diberikan 6 macam obat dan 3 hari lagi
disuruh cek darah. Obat tersebut saya minum dan 2 hari kemudian saya
mulai muntah tetapi saya tidak curiga hamil karena saya belum telat.
Besoknya saya mulai muntah dipagi hari, karena curiga saya coba test
pack dan Alhamdulillah hasilnya positif padahal itu belum tanggal haid
saya. Obat langsung saya stop. Seminggu setelah telat haid, saya
langsung ke dokter dan melakukan usg. Hasil usg menunjukkan bahwa benar
saya hamil dan
janin saya sehat, berkembang sesuai usia kehamilan saya.
Ini
pelajaran buat semua bunda yang baru mau hamil, bahwa jika kita merasa
tidak enak badan, jangan langsung minum obat. Istirahatlah dan makan
yang benar. Jika memang bunda mengalami hal seperti saya, panas yang
tidak turun-turun dan harus di bawa ke rs, sebaiknya lakukan tes
kehamilan karena bisa jadi bunda sudah hamil walaupun bunda belum telat
haid. Jadi dokter benar-benar selektif untuk memberikan obat dan bunda
berada dibawah pengawasan dokter Obsgyn. Kejadian saya itu ibarat kata
seperti ini, saya saja orang dewasa dengan suhu tubuh seperti itu sudah
tidak berdaya, tidak sanggup untuk berdiri dan melakukan aktivitas alias
lemah apalagi
janin dalam kandungan saya. Panas tinggi membuat
janin
saya ikut sakit dan kemungkinan tidak kuat dengan suhu hampir 40.
Ditambah pada saat pembentukan
janin, saya minum obat-obatan. Penyesalan
yang tidak ada duanya buat saya ?. Sungguh pelajaran paling berharga
buat saya.
Keikhlasan saya benar-benar sedang diuji dan apakah
saya lulus dalam ujian ini ? insya Allah saya mampu menyelesaikan ujian
ini. 2 minggu yang paling berat buat saya karena saya harus kehilangan
saat-saat menikmati mual, rasa lapar tiap 3 jam dan menikmati mengelus
perut saya. 2 minggu ini saya berusaha tegar, berusaha meyakinkan hati
saya bahwa inilah yang terbaik. ALLAH tidak pernah salah. 2 minggu ini
saya berusaha untuk menguatkan mental saya, apalagi banyak orang yang
belum mengetahui kejadian yang menimpa saya. Jadi tiba-tiba ada yang
telepon, sms dan bbm hanya untuk menanyakan bagaimana kondisi saya,
bagaimana kondisi baby saya. Ada pula yang mengucapkan selamat atas
kehamilan saya. 2 minggu yang melelahkan buat saya karena kondisi fisik
belum pulih benar ditambah saya harus menata hati dan mental saya.
IKHLAS..itulah obat yang paling ampuh untuk mengobati ini semua...
IKHLAS..itulah kata yang menguatkan saya...
IKHLAS..itulah tindakan yang meluluskan saya dalam ujian ini...
IKHLAS..kata yang singkat tetapi sulit dilakukan dengan ketulusan hati...
Ilmu
IKHLAS akhirnya saya dapatkan dari
janin saya...Ikhlas yang benar-benar
dari dalam jiwa saya.. Saya percaya
janin yang terbaiklah yang akan
bertahan. Jadi saya harus IKHLAS :-)
“Pernahkah
engkau berada dalam situasi buntu, tidak tahu bagaimana cara
memperbaikinya, bagaimana luka itu hilang ? Engkau harus menyadari bahwa
itu adalah saat dimana ALLAH mengijinkan percobaan untukmu sehingga
engkau memperoleh hari yang lebih cerah.. Ya ALLAH..Aku tahu bahwa
engkau memperhatikan aku dan aku sangat bersyukur atas rahmat-MU..
Apapun yang telah aku doakan, hanya ENGKAU lah yang Maha Mengetahui yang
terbaik untukku”
Terima kasih ya ALLAH.. Engkau telah memberikan pelajaran ikhlas yang paling berharga buatku..